TERUNGKAP ALASAN MENGAPA SURFER INI BUNUH DIRI
Selancar ternyata tak mampu menghapuskan depresi yang begitu dalam dirasakan Jean Da Silva..
Sekitar kurang lebih seminggu yang lalu, komunitas surfing dunia dibuat kaget dengan kematian seorang surfer pro asal Brazil berusia 32 tahun bernama Jean Da Silva. Kematian ini bukan saja mengagetkan karena Silva hanya baru berusia 32 tahun, namun menyakitkan dan membingungkan karena ternyata penyebab kematian surfer ini karena dirinya sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Alasan demi alasan dikorek untuk mengetahui apa yang sebenarnya Jean da Silva rasakan hingga ia begitu berani bunuh diri. Kita semua tentunya setuju dengan anggapan bahwa subjek selancar sangat tabu dari kata bunuh diri. Karena sebenarnya sulit untuk mengasosiasikan selancar yang memberikan begitu banyak kesenangan dan menghasilkan begitu banyak energi. Namun ternyata selancar tak mampu menghapuskan depresi yang begitu dalam dirasakan Jean Da Silva hingga ia begitu saja meninggalkan hobi dan pekerjaan utamanya ini demi tenang di alam sana.
Setelah beberapa hari paska kematian Jean, ternyata diketahui bahwa Jean mengalami depresi yang berat yang selama ini ia rasakan. Seharusnya, dari apa yang telah dikatakan, peselancar seharusnya tidak menderita depresi jika kita berpikir bahwa berselancar, merupakan salah satu kegiatan yang justru bisa membantu melawan penyakit.
Depresi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah penyakit yang sangat serius dan sunyi yang menyerang lebih dari 300 juta orang (hampir 4,5% dari populasi global). Di bidang bunuh diri bahkan merupakan penyebab utama kematian, kata WHO.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dari semua kelompok usia dan bahkan setelah didiagnosis, hal itu dipertanyakan, seringkali tidak diterima dan akhirnya disalahpahami. Rupanya, Jean da Silva tidak menunjukkan tanda-tanda depresi, tapi seringkali pasien sendiri yang "menyembunyikan" penyakitnya, sepertinya tidak apa-apa ... padahal tidak.
Inilah tanda-tanda depresi yang biasanya dialami (Gejala depresi bervariasi dari masing-masing individu) :
- Merasa sedih
- Kelelahan dan kehilangan energi;
- Merasa tidak berguna, kurang percaya diri dan harga diri;
- Merasa bersalah dan merasa tidak mampu;
- Kurang atau kelebihan nafsu makan;
- Perubahan berat yang tidak disengaja;
- Gangguan tidur;
- Tidak adanya atau perubahan konsentrasi;
- Selalu khawatur tanpa sebab
- Tidak tertarik, apatis dan sedih;
- Berkurangnya hasrat seksual;
- Mudah tersinggung;
- Manifestasi gejala fisik, seperti nyeri otot, sakit perut.
Jika gejala diidentifikasi, perlu mencari bantuan profesional (psikolog atau psikiater) untuk membuat diagnosis, mengidentifikasi tingkat penyakit dan menentukan pengobatan yang tepat.
* Saat ini, 1 dari 16 orang muda Australia (16-24 tahun) menderita depresi. Bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar di Australia, bahkan melebihi kecelakaan jalan. 324 pemuda Australia (15-24 tahun) bunuh diri pada tahun 2012. Setiap tahun, sekitar 1 juta orang Australia menderita depresi dan 2 juta orang mengalami kecemasan. (Data yang disediakan oleh Beyond Blue)
** Kasus depresi telah meningkat sebesar 18% dalam dekade terakhir. Depresi adalah penyebab utama kematian bunuh diri di dunia. Ada sekitar 800 ribu kasus per tahun. Diperkirakan bahwa untuk setiap 100 orang dengan depresi, 15 mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua di antara usia 15-29 tahun. (Data yang disediakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia).
- EN: