Hal ini berkaitan dengan faktor yang disebut synaptic plasticity.

Owen James Burke dari The Inertia menemukan jawaban mengapa surfing berbeda dengan jenis olahraga lainnya dibantu oleh Santi Solé Domenech, researcher di Weill Cornell Medical College. Dia menjelaskan bahwa faktor yang membuat surfing istimewa adalah hal disebut plastisitas sinaptik atau synaptic plasticity.

 Apakah synaptic plasticity?

Sinapsis adalah area kontak antara ujung saraf dengan neuron, otot, atau sel kelenjar. Seiring berjalannya waktu, tergantung penggunaan, sinapsis dapat berubah menjadi lebih kuat atau lebih lemah, yang dapat mempengaruhi ingatan dan kemampuan otak kita untuk belajar. Saat kita mengalami ketegangan yang hebat, rasa sakit atau emosi yang meningkat, sinapsis menjadi sangat aktif - inilah yang membuat beberapa olahraga menjadi lebih menarik.

Contohnya olahraga ekstrem, berlari di treadmill tidak akan memberikan level ketegangan dan emosi yang ditimbulkan oleh bersepeda gunung, misalnya, yang resikonya jelas lebih besar. Ditambah lagi dengan pemandangan alam yang menakjubkan tetapi tidak bisa diprediksi, dan masih banyak hal lain yang juga menstimulasi kita secara bersamaan.

Lalu dalam surfing, selain berisiko besar, pemandangan alamnya juga luar biasa tetapi lebih tidak bisa diprediksi dan lebih berkuasa dari apapun. Dasar laut bebatuan, arus, arah angin, jumlah ombak yang datang, kehidupan laut, keramaian orang surfing, dan badai - semua elemen ini akan selalu berbeda dari hari ke hari - dan yang paling utama, kita sadar bahwa kita tidak memiliki kontrol atas semua itu dan bahwa kita tidak diciptakan untuk bisa selamat di kondisi tersebut.

Bahkan seorang surfer yang paling berpengalaman sekalipun masih harus tetap waspada setiap kali mereka terjun ke dalam air. Kombinasi ini membuat surfing menjadi olahraga yang unik, sangat tidak terduga, dan menyenangkan - hanya beberapa jenis olahraga yang membuat sinapsis menjadi seaktif ini.