Drone Tsunami Dikerahkan di Pantai Selancar di Jepang
Inisiatif baru di Chiba, pusat selancar Jepang, menggunakan drone untuk memperingatkan kemungkinan tsunami.
Pada tahun 2011, Jepang diguncang oleh gempa bawah laut berkekuatan 9,0 dan tsunami yang mengikutinya. Ini adalah gempa paling kuat yang pernah tercatat di Jepang, dan gelombang yang dihasilkannya mencapai tinggi hingga 10 meter sebelum menghantam daratan. Sekitar 20.000 orang meninggal dunia.
Salah satu penyebab utama banyaknya korban jiwa adalah karena orang-orang di beberapa wilayah tidak menerima peringatan tentang datangnya gelombang besar. Kini, sebagai langkah pencegahan, Jepang menerapkan sistem drone untuk mendeteksi potensi tsunami dan memperingatkan warga sebelumnya. Secara khusus, drone ini dikerahkan di wilayah kaya ombak, Chiba.
Dalam sebuah demonstrasi baru-baru ini, menurut media lokal, “sebuah drone lepas landas dari kantor pemerintah kota dan membunyikan sirene dari ketinggian 25 meter untuk menjelaskan bahwa latihan sedang berlangsung. Drone tersebut kemudian mulai mendesak para peselancar untuk ‘segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi’ sambil mengulangi peringatan ‘tsunami besar akan datang’.”
Chiba, baik kota maupun prefektur yang terletak di sebelah timur Tokyo, adalah salah satu zona utama selancar di Jepang. Saat debut Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 2020, cabang olahraga selancar diadakan di Pantai Tsurigasaki di Ichinomiya, wilayah Chiba. Gelombang saat itu tidak terlalu mendukung untuk kompetisi, tetapi Jepang dikenal memiliki ombak yang luar biasa – seperti sesi slab legendaris John John Florence tahun 2011 – dan meskipun Chiba bukanlah spot kelas dunia, ia tetap menjadi salah satu daerah selancar paling konsisten dan menonjol di Jepang.
-
EN: