BANJIR TERPARAH MELANDA SULAWESI SELATAN
Tercatat korban jiwa telah mencapai 8 orang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan masih berupaya keras mengevakuasi warga di 10 Kabupaten dan Kota yang menyebabkan kurang yang terdampak Banjir dan Longsor yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan hilang.
Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Jeneponto menjadi tiga wilayah terdampak paling parah akibat banjir tersebut. Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Devo Khaddafi, banjir dan longsor tahun ini menjadi bencana terbesar yang dialami Sulawesi Selatan selama satu dekade terakhir.
Hujan lebat mulai mengguyur Sulawesi Selatan sejak Senin (21/1) lalu. Dengan intensitas yang lebat dan tanpa henti, hujan menyebabkan volume Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa meningkat hingga ke level waspada. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat cuaca yang cukup ekstrem terjadi sepanjang Senin (21/01) hingga Selasa (22/01) di pesisir barat Sulawesi Selatan.
Banjir juga terjadi di Makassar. Banjir terjadi di sejumlah titik di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut. banjir yang terjadi itu karena arus air yang deras dari wilayah Kabupaten Gowa setelah pintu air Bendungan Bili-Bili dibuka akibat luapan.
Menurut keterangan warga setempat, banjir kali ini sangat berbeda dan sangat merugikan. Banjir kali ini tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Banjir kali ini datang secara tiba-tiba dari belakang rumah warga dengan kondisi air sudah tinggi sehingga banyak warga yang tidak bisa menyelamatkan harta benda mereka.
- EN: