Kamis, 31 Juli 2025 06:21

YouTube Akan Dilarang Untuk Anak Usia Di Bawah 16 Tahun di Australia

Pemerintah Australia menetapkan tanggung jawab pada platform media sosial agar mencegah akun anak-anak di bawah 16 tahun, atau menghadapi denda hingga 50 juta dolar Australia (sekitar 32 juta USD).

 

Australia telah memasukkan YouTube dalam daftar platform media sosial yang akan dilarang bagi anak-anak di bawah 16 tahun, menambahkan platform video ke dalam undang-undang yang akan diberlakukan mulai Desember 2025. Peraturan ini menyertakan platform besar lainnya seperti Facebook, Instagram, Snapchat, TikTok, dan X (sebelumnya Twitter).

Pemerintah Australia menetapkan tanggung jawab pada platform media sosial agar mencegah akun anak-anak di bawah 16 tahun, atau menghadapi denda hingga 50 juta dolar Australia (sekitar 32 juta USD).

Keputusan tersebut mengejutkan

YouTube menyatakan penyesalan karena keputusan ini membatalkan janji publik pemerintah sebelumnya yang seharusnya memperlakukan platform ini sebagai alat pendidikan. Perwakilan YouTube menyampaikan:

“Kami akan mempertimbangkan langkah selanjutnya dan terus berkomunikasi dengan pemerintah.”
YouTube Kids tetap dikecualikan karena tidak mengizinkan pengguna mengunggah maupun mengomentari video.

Alasan pemerintah

Menteri Komunikasi Australia, Anika Wells, menggunakan analogi belajar berenang:

“Mengajarkan anak berenang di kolam lokal jauh lebih aman daripada membiarkan mereka berenang di lautan terbuka dengan arus deras dan hiu.”

Pemerintah menyatakan bahwa YouTube memiliki fitur yang serupa dengan platform media sosial lainnya seperti infinite scroll, autoplay, dan feed berdasarkan algoritma.

Sebuah survei dari eSafety Commission menemukan bahwa 37% anak-anak melaporkan pernah melihat konten berbahaya di YouTube, termasuk konten berbau misoginis, tantangan berbahaya, atau promosi gaya hidup tidak sehat.

Bagaimana penerapannya?

Undang-undang yang digadang sebagai “terdepan di dunia” ini sudah disahkan tahun lalu dengan tenggat satu tahun untuk mengatur implementasinya. Pemerintah telah melakukan uji coba sistem verifikasi usia yang bersifat aman dan pribadi, tapi belum ada solusi yang sempurna untuk semua kasus.

Beberapa kritik menyoroti bahwa proses verifikasi dapat mengakibatkan pelanggaran privasi karena pengumpulan data yang proporsional.

Tantangan di lapangan

Menteri Wells mengakui sistem tidak akan sempurna:

“Anak-anak akan mencari berbagai cara untuk mengelak. Mungkin mereka akan pindah ke LinkedIn. Kita tidak tahu.”

TikTok dan platform lain sudah mencoba mempengaruhi opini publik. TikTok bahkan menjalankan iklan yang menekankan platformnya sebagai alat pendidikan.

YouTube sempat mengirim wakil dari grup anak-anak terkenal di Australia, The Wiggles, untuk berargumen bahwa YouTube bukanlah platform yang menimbulkan bahaya. Namun, Wells menegaskan bahwa hak anak untuk menonton konten edukatif tidak lebih penting daripada keamanan mereka.

Respons platform

YouTube dan TikTok menyatakan bahwa mereka sudah melakukan tindakan protektif:

  • YouTube menguji kecerdasan buatan (AI) untuk mengenali pengguna di bawah usia 18 tahun berdasarkan tipe video yang dicari, kategori video dan durasi akun.

  • Jika terdeteksi masih di bawah umur, iklan personalisasi akan dihentikan, fitur kesejahteraan diaktifkan, dan pengulangan tayangan dibatasi.

Dampak global

Langkah Australia bisa menjadi preseden global di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak mental sosial media pada anak-anak. Para orang tua, pendidik, dan regulator internasional kini mengamati langkah ini dengan seksama.

  • EN: EN

Item terkait

Scroll To Top