GUNUNG ANAK KRAKATAU ERUPSI SETINGGI 1000 METER
Gunung Anak Krakatau, yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, menunjukkan peningkatan aktivitas magmatik, menghasilkan letusan yang dimulai dengan asap vulkanik mencapai hingga 1000 meter dari puncaknya.
Kepala bagian mitigasi bencana vulkanik timur dari Pusat Mitigasi Bencana Vulkanik dan Geologi mengatakan Ada ancaman letusan sehingga pihak berwenang mengeluarkan rekomendasi untuk melarang semua kegiatan dalam radius 1 kilometer. dari area kawah dan gunung.
Rekomendasi telah dikeluarkan karena peningkatan waspada. Letusan bukanlah ancaman bagi penerbangan atau pelayaran laut. Kegiatan wisata juga masih diperbolehkan selama orang tidak mendaki gunung.
Meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau, yang muncul dari bawah permukaan laut setelah letusan besar pada tahun 1883, disebabkan oleh subduksi lempeng Indo Australia di bawah lempeng benua Eurasia. Gesekan antara dua lempeng 100 hingga 150 km di bawah permukaan laut menghasilkan energi panas yang menyebabkan gerakan magmatik di dalam gunung.
Gunung Anak Krakatau telah tumbuh 800 meter dari permukaan laut sejak tahun 1927.
Potensi dampak letusan itu jauh dari letusan pada tahun 1883 yang mencapai indeks enam dari delapan skala pada Volcanic Explosive Index (VEI). Salah satu indikatornya adalah ketinggian kolom asap vulkanik yang muncul dari gunung.
Ketinggian kolom asap pada tahun 1883 adalah lebih dari 40 kilometer dari permukaan laut. Setiap satu peningkatan VEI adalah perbedaan 10 kali. Letusan saat ini menghasilkan kolom asap yang kurang dari 1 kilometer tingginya. Maka dari itu tidak perlu Mengkhawatirkan dampak akan sebesar letusan di tahun 1883.
Erupsi tidak berbahaya selama berada di luar radius 1 km dari puncak kawah. Selain itu erupsi juga tidak membahayakan pelayaran di Selat Sunda dan juga aktivitas penerbangan. Status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (Level 2). Status Waspada ditetapkan sejak 26/1/2012 hingga sekarang. Tidak ada perubahan status Gunung Anak Krakatau.
- EN: