https://pemburuombak.com/berita/nasional/item/3330-dede-suryana-dan-rekan-mahasiswa-stsip-wpm-gencarkan-aksi-peduli-sampah-dan-laut#sigProId05e7ef7484
DEDE SURYANA DAN REKAN MAHASISWA STSIP WPM GENCARKAN AKSI PEDULI SAMPAH DAN LAUT
Dede dan rekan mahasiswa melakukan seminar dari sekolah ke sekolah di Sukabumi Disiplin Sampah Probadi (DSP).
Satu sikap peduli lingkungan ditunjukkan oleh surfer Pro asal Cimaja Dede Suryana bersama rekan-rekan mahasiswa dari STSIP WPM Sukabumi. Dede dan rekan mahasiswa melakukan seminar dari sekolah ke sekolah di Sukabumi Disiplin Sampah Probadi (DSP).
Aksi ini diawali oleh rekan mahasiswa yang mengajak Dede untuk bergabung melakukan seminar keliling dan hal tersebut disambut dengan baik oleh surfer beranak dua tersebut. Dede mengaku karena kecintaannya terhadap lautan yang menjadi tempatnya bekerja, ia juga memang ingin melakukan hal yang positif untuk lautan dan berantas polusi sampah yang kini menghantui lautan dunia. Hingga akhirnya ia bertemu dengan mahasiswa dari STSIP dan bersama melakukan aksi peduli ini.
Hal lain yang membuat Dede semakin gigih dalam proyek ini adalah dimana gambar Dede mengendarai Barrel di sebuah spot di Banten yang penuh dengan sampah. Dan foto tersebut dimuat di majalah-majalah dunia yang mana semua orang di dunia yang melihat gambar tersebut akan berpikir kalau di Indonesia adalah lautan sampah.
Disiplin Sampah Pribadi (DSP) sendiri berarti membiasakan dan mengenal sampah yang dihasilkan oleh setiap individu /pribadi dalam aktivitas sehari hari dan dapat membuang sampah ke tempat sampah yang disediakan.
Seminar ini di fokuskan dikalangan anak anak di sekolah tingkat SD,SMP,dan SMK dan warga setempat. Dengan tujuan agar Anak-anak bisa membedakan sampah Organik dan Anorganik atau sampah kompos/cepat terurai dan sampah yang bisa didaur ulang.
Dalam seminar juga Dede menjelaskan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Beberapa cara yang dapat dilakukan :
1. Membiasakan membawa tas belanja sendiri atau bawa tote bag yang bisa dipakai beberapa kali
2. Membawa botol minuman sendiri/Tumbler
3. membawa tempat makanan sendiri.
4. mengurangi penggunaan straw/sedotan plastic dan menggantinya dengan yg bisa dipakai jangka panjang dan
Dengan menggalakkan Disiplin Sampah Pribadi diharapkan anak-anak bisa mengurangi sampah plastik serta mampu mengenal sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau aktivitas sehari hari adapun sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari hari anak-anak sekolah mampu membuang sampah tersebut ke tempat sampah yang disediakan. Setelah kesadaran setiap individu sudah tinggi semoga nanti dengan adanya sosialisasi DSP tersebut, akan mendorong anak anak dan warga setempat untuk mendorong Pemerintah Daerah memberikan pelayanan terhadap penanganan sampah yang sekarang menjadi dilema di Dunia dimana Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik No.2 di Dunia.
Disiplin Sampah Pribadi ini tentunya bukan hanya mulai dilakukan ole adik-adik di sekolah, diharapkan juga bisa dilakukan oleh kita semua termasuk para pembaca Pemburu Ombak dimanapun kalian berada.
Kami pikir semua sudah tahu apa dampaknya membuang sampah sembarangan, tapi ada baiknya kami ingatkan kembali.
Jika kamu tidak bertanggung jawab atas sampahmu sendiri, itu berarti kamu turut serta dalam Pencemaran Lingkungan didarat dan di laut, Sumber penyakit, Menyebabkan banjir dan Menyebabkan bau tidak sedap dll
Selain seminar ke sekolah-sekolah, Dede dan Rekan mahasiswa juga melakukan Gotong royong memebersihkan selokan-selokan kering yang banyak sampah Akibat dari buang sampah sembarangan bersama anak anak sekolah. Juga membuat tong sampah dari drum dan ember cat yang didaur ulang, dan pembuatan karung sampah berjaring untuk sampah botol daur ulang.
Lalu untuk mengingatkan, dilakukan pemasangan spanduk/plang dilarang buang sampah di Selokan/Sungai.
Selain itu juga Dede dan kawan-kawan melakukan Penanaman Terumbu Karang dan Penanaman Mangrove di Ujung Genteng sebagai bukti Peduli Lingkungan dan menjaga kelestarian Alam
Semua aksi positif yang dilakukan Dede Suryana dan Mahasiswa STSIP ini diharapkan dapat ditelaah dengan baik oleh seluruh siswa sekolah dan masyarakat. Hingga bisa tercipta keragaman diantara masyarakat dalam memperlakukan sampah dengan benar. Dan jika seluruh masyarakat telah kompak, diharapkan pemerintah daerah bisa melihat dan mendukung aksi berantas sampah tersebut.
- EN: